Joe Satriani Biography
Joe Satriani atau Joseph Satriani atau Joe "Satch" satriani lahir pada 15 Juli 1956 di Westbury, New York, Amerika Serikat, adalah seorang penulis lagu, gitaris, vokalis.
Di masa awal kariernya, Joe Satriani hanya bekerja sebagai
instruktur gitar saja dengan beberapa mantan muridnya yang kini telah menjadi
master, yaitu Steve Vai, Larry LaLonde (Primus/Possessed), Andy Timmons, Kevin
Cadogan (Third Eye Blind), Kirk Hammet (Metallica), David Bryson (Counting
Crows), Alex Skolnick (Testament), Rick Hunolt (ex.Exodus), Phil Kettner (Lääz
Rockit), Geoff Tyson (T-Ride), Charlie Hunter dan David Turin. Joe Satriani menjadi
sumber inspirasi para musisi dunia sepanjang kariernya.
Satriani pernah beberapa kali bergabung dalam sebuah band, seperti pada tahun 1980-an
Joe bergabung dengan “The Squares”, band yang berbasis di San Francisco.
Kemudian, ia berpindah ke band Greg Kihn. Pada tahun 1988, Joe Satriani direkrut oleh Mick Jagger
sebagai gitaris pada tur solo pertamanya, kemudian, pada tahun 1994, Joe Satriani
direkrut sebagai gitaris Deep Purple untuk menempati posisi lead gitar.
Joe Satriani juga bekerjasama dengan berbagai gitaris lintas genre, termasuk Steve Vai, John Petrucci, Eric Johnson, Larry LaLonde, Yngwie Malmsteen, Brian May, Patrick Rondat, Andy Timmons, Paul Gilbert, Adrian Legg, dan Robert Fripp melalui konser tahunan, G3 (Kolaborasi beberapa master gitar). Dan kini Joe Satriani berposisi sebagai lead gitaris untuk sebuah supergrup yang bernama Chickenfoot.
Joe Satriani juga bekerjasama dengan berbagai gitaris lintas genre, termasuk Steve Vai, John Petrucci, Eric Johnson, Larry LaLonde, Yngwie Malmsteen, Brian May, Patrick Rondat, Andy Timmons, Paul Gilbert, Adrian Legg, dan Robert Fripp melalui konser tahunan, G3 (Kolaborasi beberapa master gitar). Dan kini Joe Satriani berposisi sebagai lead gitaris untuk sebuah supergrup yang bernama Chickenfoot.
Signatur Equipment
Permainan gitar Joe Satriani sangat dipengaruhi oleh gitar blues-rock seperti Jimi Hendrix, Eric Clapton, Jimmy Page, Ritchie Blackmore dan Jeff Beck, namun Satriani memiliki ciri khasnya sendiri dalam memainkan gitar.
Di tahun yang sama, 1988, Joe Satriani mulai menggunakan gitar
signature-nya sendiri yaitu Ibanez JS Series, yang kini telah beredar di toko-toko musik di berbagai negara.
Ia juga memiliki amplifier signature-nya yaitu The Peavey JSX, namun karena buruknya hubunganya dengan Peavey, akhirnya dia kembali menggunakan Marshall Amplifier. Ia juga mempunyai signature VOX amPlug Head Phone amp, signature VOX pedal the “Satchurator” distortion, The “Time Machine” delay pedal, The “Big Bad Wah” dan The “Ice 9” overdrive pedal.
Ia juga memiliki amplifier signature-nya yaitu The Peavey JSX, namun karena buruknya hubunganya dengan Peavey, akhirnya dia kembali menggunakan Marshall Amplifier. Ia juga mempunyai signature VOX amPlug Head Phone amp, signature VOX pedal the “Satchurator” distortion, The “Time Machine” delay pedal, The “Big Bad Wah” dan The “Ice 9” overdrive pedal.
Latar Belakang
Joe Satriani merupakan keturunan campuran Italia Amerika, Kakek Nenek nya (sisi ayah) berasal dari Piacenza dan dari Bari (sisi Ibu). Joe Satriani mulai bermain gitar sejak usia empat belas tahun (setelah kematian Jimi Hendrix).
Pada tahun 1974 Joe Satriani belajar musik dengan gitaris
Jazz Billy Bauer dan seorang pianist jazz Lennie Tristano.
Pada tahun 1978, dia pindah ke Berkeley, California untuk
mengejar karir ber-musik-nya. setelah sampai di California, dia melanjutkan
perkejaanya sebagai instruktur gitar.
Karir
Setelah merilis album “Not of This Earth” (1986), album yang
terbilang “gagal”, Pada tahun 1987 Joe
meriilis album kedua-nya “Surfing With The Alien” . album ini menjadi hits di
radio-radio dan mencapai posisi tertinggi untuk kategori album instrumental
pada saat itu. Pada tahun 1988 Joe meproduseri EP band Death Metal “Possessed”.
Pada tahun 1989 Satriani merilis album ketiga-nya “Flying In
A Blue Dream”. Joe menyatakan bahwa album ini terinspirasi dari kematian sang
ayah, yang meninggal dunia pada tahun yang sama.
Lagu-lagu dalam album “Flying In A Blue Dream” banyak digunakan sebagai soundtrack berbagai film dan iklan seperti “One Big Rush” yang di pakai dalam Soundtrack film “Say Anything”. Pada tahun 1993 “The Forgotten Part II” di pakai dalam sebuah iklan Labatt Blue di Kanada, “Can’t Slow Down” Di pakai dalam film “Nash Bridges”, sebuah film yang di bintangi Don Johnson.
Lagu-lagu dalam album “Flying In A Blue Dream” banyak digunakan sebagai soundtrack berbagai film dan iklan seperti “One Big Rush” yang di pakai dalam Soundtrack film “Say Anything”. Pada tahun 1993 “The Forgotten Part II” di pakai dalam sebuah iklan Labatt Blue di Kanada, “Can’t Slow Down” Di pakai dalam film “Nash Bridges”, sebuah film yang di bintangi Don Johnson.
Pada tahun 1992, Satriani merilis “The Extremist”, album
paling sukses secara komersial hingga saat ini. Stasiun radio di seluruh negara mengangkat “Summer Song” , hingga mendapatkan perhatian lebih dari Sony
yang mengampanyekan album ini lewat portable CD mereka “Discman“. “Crying“,
“Friends”.
Pada akhir tahun 1993, Satriani bergabung dengan Deep Purple
selama tur band ini di Jepang, sebagai pengganti sementara untuk Ritchie
Blackmore. Konser ini meraih sukses besar, sehingga Deep Purple menawarkan
Satriani sebagai gitaris tetap mereka, namun Satriani menolak, dengan alasan
bahwa dia telah menanda tangani kontrak untuk pembuatan album solo dengan Sony.
Akhirnya, Deep Purple mengangkat Steve Morse sebagai gantinya. Satriani merilis
The Beautiful Guitar (European compilation album) dan Time Machine di tahun
yang sama (1993).
Setelah merilis album “Joe Satriani (1995)”, Satriani
membentuk G3 (1996), yang berisikan tiga Gitaris Instrumental Rock. Anggota G3
yang asli adalah Joe Satriani, Steve Vai dan Eric Johnson. G3 melakukan Live
konser pertamanya pada tahun 1997, dimana hanya Satriani lah satu-satunya
anggota tetap namun masih didampingi oleh gitaris kedua dan ke tiga dengan
beberapa gitaris lain dari beberapa genre. Beberapa Gitaris yang pernah main
bersama G3 antara lain: Yngwie J Malmsteen, John Petrucci, Kenny Wayne
Shepperd, Robert Fripp, Andy Timmons, Uli Jon Roth, Michael Schenker, Adrian
Legg dan Paul Gilbert.
Pada tahun 1988 Satriani merilis album “Crystal Planet”, yang kembali memiliki sound yang khas seperti karya-karya nya yang terdahulu. Kemudian ia merilis “Engines Of Creation” (2000), salah satu album eksperimental, sebab dalam album ini Satriani mencoba menggunakan elektronica sound.
Masih di tahun 2000, Satriani merilis album “Additional Creations” (Bonus CD with limited "Engines of Creation") dan album “Live in San Francisco” (Previously recorded material) pada tahun 2001.
Untuk membuktikan kata-katanya, Pada tanggal 05 Oktober 2010, Satriani merilis album studio ke 14 nya yang di beri judul “Black Swans And Wormhole Wizards”.
Pada tahun 1988 Satriani merilis album “Crystal Planet”, yang kembali memiliki sound yang khas seperti karya-karya nya yang terdahulu. Kemudian ia merilis “Engines Of Creation” (2000), salah satu album eksperimental, sebab dalam album ini Satriani mencoba menggunakan elektronica sound.
Masih di tahun 2000, Satriani merilis album “Additional Creations” (Bonus CD with limited "Engines of Creation") dan album “Live in San Francisco” (Previously recorded material) pada tahun 2001.
Beberapa tahun berikutnya Satriani menunujukkan ke-eksisanya
dalam dunia music dengan merilis album
“Strange Beautiful Music” ( 2002), “The Electric Joe Satriani: An
Anthology (2003)”, dan Is "There Love In Space" pada tahun 2004.
Tepat Pada tanggal 04 Desember 2004, Satriani menuntut band Coldplay
atas pelanggaran hak cipta yagn dilakukan oleh Coldplay, Satriani menyatakan; dalam yang berjudul “Viva La Vida”, Coldplay 'mencuri' porsi substansial dari lagunya yang berjudul "If I Could Fly" (Is There Love In Space). Namun, Coldplay membantah tuduhan tersebut.
Tur India
Pada bulan Mei 2005, untuk pertama kali nya Satriani mengadakan konser keliling dibeberapa kota di India, seperti; Delhi, Kolkata dan Mumbai.
Pada tahun 2006 Satriani merilis "Super Collosal" dan "Satriani
Live!", album dua disc lainnya dan DVD yang di rekam pada tanggal 03 Mei 2006 di
Groove di Anaheim California.
Pada tanggal 07 Agustus 2007 untuk merayakan 20 tahun rilis
nya album “Surfing With The Alien”. Epic merilis ulang album ini berjumlah dua
disc dan DVD Live di Montreoux Jazz Festival pada tahun 1988,yang belum pernah
di lihat sebelumnya.
pada tanggal 01 April 2008 Satriani merilis album “Professor
Satchafunkilus And The Musterion Of Rock”.
Pada 02 Februari 2010, Satriani merilis Live DVD yang di
rekam di Paris, album ini berjudul “Live In Paris : I Just Wanna Rock” dan
merupakan dua set CD.
Maret 2010 Satriani bergabung dengan beberapa
gitaris pada acara Tribute Tur Experience Hendrix, yang menampilkan lagu-lagu
yang terinspirasi dari sosok Jimmy Hendrix.
Pada bulan Mei 2010 Satriani mengumumkan bahwa dia akan merekam album solo berikutnya
Pada bulan Mei 2010 Satriani mengumumkan bahwa dia akan merekam album solo berikutnya
Untuk membuktikan kata-katanya, Pada tanggal 05 Oktober 2010, Satriani merilis album studio ke 14 nya yang di beri judul “Black Swans And Wormhole Wizards”.
Sebagai seorang gitaris handal tentu ia memiliki beberapa
teknik yang menjadi ciri khas permainanya, seperti; Legato, Two Handed Tapping
dan Arpeggio Tapping, Volumes Swells, Harmonics dan Extreme Whammy Bar Effect.
Salah satu Trade Mark-nya adalah penggunaan teknik Pitch Axis Theory, yang di
pakai nya dalam berbagai mode.
Satriani juga mahir di berbagai tipe teknik bermain cepat, seperti; rapid, alternate picking dan swip picking, namun teknik- teknik tersebut sangat jarang digunakannya.
Satriani juga mahir di berbagai tipe teknik bermain cepat, seperti; rapid, alternate picking dan swip picking, namun teknik- teknik tersebut sangat jarang digunakannya.